Saturday, 9 March 2013

Bendungan Kedung Asem


Bendungan Kedung Asem


Bendungan Kedung Asem adalah bendungan yang membendung Kali (sungai) Kuto yang merupakan sungai terbesar dan sungai utama di Kecamatan Gringsing. Bendungan ini disahkan oleh Menteri Dalam Negeri kala itu Bp. Rudini pada akhir dekade 80. Bendungan Kedung Asem didirikan untuk mengatur irigasi pertanian di daerah Kecamatan Gringsing bagian bawah yang meliputi desa Mentosari, Gringsing, Kebondalem, Lebo, Krengseng, Sidorejo, Yosorejo dan sebagian kecil daerah Kecamatan Weleri bagian barat. Bendungan ini memiliki turbin sebagai pembangkit listrik, akan tetapi kini turbin itu telah rusak dan belum diperbaiki kembali.


Bendungan Kedung Asem memiliki panorama yang menyejukkan hal ini dikarenakan kerimbunan hutan jati Alas Roban dan terjaganya sungai. Disisi timur bendungan Kedung Asem terdapat bukit batu yang telah lama dikenal masyarakat beberapa legenda seperti legenda berdirinya Kecamatan Weleri, bukit itu bernama Cokro Kembang


Bendungan Kedung Asem mengaliri 2 anak sungai untuk keperluan irigasi yaitu sungai Jenes dan sungai Kemit. Kedua anak sungai ini secara rutin mengalami perbaikan setiap tahun yaitu diawal musim kemarau ataupun menjelang akhir musim hujan disaat curah hujan rendah. Seperti yang terjadi pada bulan Mei 2012, dam yang mengairi sungai Jenes ditutup beberapa hari untuk pembersihan dan perbaikan. Penutupan dam ini disambut anak-anak dengan ramai-ramai mencari ikan di sepanjang aliran sungai Jenes.


Masyarakat banyak melakukan aktifitas disekitar bendungan ini. Beberapa orang penambang pasir melakukan aktivitas di bagian atas sungai ini. Daerah ini merupakan tempat favorit untuk memancing dan mencari ikan. Pada tanggal 19 Mei 2012, seorang pemancing ikan berhasil menangkap seekor ikan catfish ukuran besar dengan berat lebih dari 7 kg.  




Tempat ini memiliki keindahan tersendiri. Air, Hutan, Bukit, dan Pohon disekitar tempat ini seyogyanya dijaga dan dilestarikan. Begitulah cara agar alam tetap bersahabat dengan manusia.  

sumber: desa mento-sari.blogspot.com

Salak Sodong

SaLak Sodong meRupakan hasiL
persiLangan anTara saLak Pondoh
(Betina) dari desa NgLumut,
SLeman dengan saLak
Banjarnegara (jantan) yang buah'nya terKenaL besar & manis.
SaLak ini berwarna cokeLat keKuningan,
berBentuk Lonjong besar. Daging buah berWarna putih keKuningan,
beRasa Manis, renyah dan Masir. KuLit agak basah, Lunak, dan
Mudah diKupas.
SaLak yang diHasiLkan dari Lahan_Lahan di Desa yang berada di Lereng perBukitan
RogoKusumo ini Juga duLu pernah Jadi Juara Pameran Buah seJawa Tengah Lho..

Sejarah Desa Siwatu

       Konon kabarnya ada dua orang suami istri yaitu Kyai SeLogati dan istrinya nyai SeLogati. KeDua suami istri tersebut membuka hutan Lebat yang akan diJadikan perKampungAn. Ketika sedang memBuka hutan mereka meNemuKan seBuah sumur yang peNuh denGan Batu. OLeh karena itu tempat tersebut untuk mudahnya diberi nama Sumur Watu yang kemudian Lambat Laun eJaaNNya berUbah menjadi Siwatu. Lambat Laun
desa Siwatu berkembang menjadi seBuah Desa yang ramai. SeteLah cukup Lama mengAbdi pada Desa Siwatu Kyai SeLogaati meninggaL Dunia.
       OLeh penDuduk diMakamKan di sebelah timur Desa Siwatu dan tempat makam itu disebut dengan
Lemah Kesucian, konon kabarnya di sekitar wiLayah tersebut tidak bolah diJadikan tempat pageLaran wayang kuLit. Dan sampai sekarang pun penduduk tidak ada yang berani meLangGar pantangan itu.
       SeLain itu di wiLayah Desa Siwatu juga dapat diJumpai sebuah Dukuh dengan Nama Sitotok. Konon kabarnya yang membuka daerah tersebut adaLah kyai KLoneng. Sewaktu memBuka hutan ia meNemukan seBuah totok/Tempurung Kura_Kura besar. OLeh kaRena itu tempat tersebut diBeri nama Sitotok.

Tradisi/Kepercayaan Warga Gringging Sari

Warga Desa Gringging Sari memiLiki sebuah tradisi yaitu di setiap tanggaL 9-11 SyawaL sLaLu di adakan khouL Syekh Abdurrahman Kajoran, yang di hadiri oLeh ribuan umat musLim tak hanya dari Batang saja tetapi juga dari kota_kota Lain. Bagi Warga Gringging Sari Sendiri acara KhauL tersebut seperti haLnya sebuah Hajat besar yang di adakan setiap Tahunnya seperti haLnya pada saat Hari Raya IduL Fitri Tiba. Mereka menyambutnya dengan meriah dan penuh dengan suka cita. Disana juga ada sebuah kepercayaan disana, yaitu jika ada seorang yang sedang Menstruasi diLarang mendatangi sebuah Parit yang di kramatkan oLeh warga disana karena Parit tersebut merupakan peninggaLan dari Sunan Kajoran.

Curug GringSa

          Tak Jauh dari Masjid AL_Karomah kurang Lebih sekitar 2km keArah seLatan terdapat sebuah Air Terjun [Curug] dengan Mata Air yang jernih dan bentUk batUan aLam yang Indah. Air Terjun ini terLetak d sbeLah kebun miLik warga dan d keLiLingi semak beLukar. Akan tetapi jaLur akses menuju ke curug tak se'rumit yg di bayangkan. Karna medan'nya hanya meLewati semak_semak keciL dan sebuah parit keciL yang menghaLang jaLan terSebuT.
          Bagi pengunjung yang baru pertama kaLi ingin kesana mungkin perLu mencoba bertanya.tanya kepada warga sekitar karna tak jarang pengunjung yg baru pertama kaLi datang harus berboLak baLik karna tidak tau Letaknya. PadahaL seteLah tau, ternyata Letaknya sangat simpeL, dari jaLan berAsPaL kita Akan di Lewatkan pada sebuah jembatan keciL [brog] yg saat ini Cat'nya berwarna kuning terus kaLau dari arah Utara Kita beLok kanan memasuki kebun miLik warga kira2 seteLah 500m kita akan meLihat sebuah air terjun yg indah itU. Namun yg terLihat masih bagian yang atas saja. Karena Air Terjun tersebut memiLiki 2 tingkatan. Dan untUk meLihat tingkatan yang bawah Kita perLu turun untUk meLihatnya. Di sebeLah seLatan Air terjun bagian bawah terdapat sebuah Patok Batas Kabupaten Antara Kabupaten Batang dengan Kabupaten PekaLongan. Dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa Letak Air terjun ini berada di wiLayah Kabupaten Batang yang paLing Barat.

Masjid Kuno Gringging Sari

        Masjid AL_QAROMAH adaLah Masjid Kuno di Desa GringgingSari yang pertama kaLi didirikan oLeh Syekh Abdurrahman Kajoran atau yang sering dikenaL dengan nama Sunan Kajoran. Pembuatan Masjid ini membutuhkan waktu yang cukup Lama. Hingga berbagai kisah muncuL daLam pembuatan'nya. MuLai dari cikaL bakaL nama tempat di sekitar Desa sampai petiLasan2 yang di tingGaLkan.
        DuLunya masjid ini masih berbentuk sederhana dan sangat tradisionaL. Rangken/rangkaian atap'nya terbuat dari bambu, atap'nya terbuat dari tepes keLapa [Ijuk], taLi'nya mengGunakan penjaLin/Rotan. Tiang'nya dari kayu, dinding'nya terbuat dari anyaman kayu, mustoko'nya menggunakan pengaron/paso [tempat air yang terbuat dari tanah Liat], dan Lantainya masih berupa tanah. Namun sekarang bentUk masjid sudah sama seperti bentuk masjid Modern Lain pada umumnya. Dikarenakan adanya perkembAngan zaman dan teknoLogi. Dan Letaknya pun sangat mudah di pahami karna terLetak di atas sebuah terowongan. Penamaan AL_Qaromah merupakan nama yang diberikan oLeh Remaja Desa pada tahun 1987.