Wednesday, 16 October 2013

Pantai Sicepit Kabupaten Batang

         PANTAI SICEPIT
Lembayung Senja Pantai Sicepit

          Pantai Sicepit adalah Pantai yang berada di ujung Barat Kabupaten Batang. Pantai Sicepit berada di wilayah Segolok, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Batang. Pantai ini mulai dikenal oleh banyak orang setelah ditemukannya sebuah ranjau peninggalan Belanda tahun 1914 yang masih aktif, terdampar di tepi Pantai pada Sabtu Malam, 12 Januari 2013 dan telah di Ledakkan dengan cara ditimbun pada Hari Kamis, tanggal 16 Februari 2013. Hingga kini bekas timbunan bom tersebut masih nampak jelas di tepi pantai berupa gundukan pasir yang membentu seperti Gunung kecil. 

Hamparan Pasir SiCepit DiLihat Dari Gundukan Bekas Ranjau

         Hamparan pasir Pantai Sicepit masih Cukup Luas, sehingga masih sangat efisien bila digunakan untuk berbagai aktivitas, seperti; sepak bola, volly, Lari_Lari, Ternak Kerbau, dkk. Pemandangannya juga begitu indah memanjakan mata, seperti Halnya Ketika Munculnya SunRise di ufuk Timur dan Juga Terbenamnya Matahari bersama Lembayung Senja yang nampak di ufuk Barat.

SunRise Pantai SiCepit
         Untuk orang_orang yang memiliki hobby memancing, di Pantai Sicepit Juga terdapat tempat yang cocok untuk memancing, berupa batuan_batuan cadas yang agak menjorok ke Laut. Bagi warga yang ingin Datang berkunjung mengisi waktu Luang ke Pantai Sicepit, tak perLu Pusing untuk memikirkan arah jaLan, karena Patokannya Cukup Mudah, dari Perempatan RSUD Kali Sari Luruuuuuuuuuuss saja terus sampai melewati jalan yang belum beraspal, hingga menjumpai sebuah Hamparan Pasir Luas di tepi pantai yang di hiasi Kebun Melati dan Pohin Cemara, Naah ituLah Pantai SiCepit.
Foto Di Bekas Timbunan Ranjau

Monday, 16 September 2013

CURUG GENTING KABUPATEN BATANG

         
Derasnya Curug
Curug Genting
adalah salah satu potensi wisata alam berupa Air Terjun (Curug) yang di miliki oleh Kabupaten Batang dan sempat populer di masa lampau, tak hanya di kenal oleh wisatawan lokal saja. Sayangnya sejak tahun 2009, Curug Genting sudah tidak dikelola lagi oleh Pemerintah dengan berbagai alasan yang mengundang banyak tanda tanya dan kini seakan menjadi tempat asing yang terisolir. Tak banyak orang yang tau tentang keberadaannya. Meski begitu, keindahannya masih tetap bisa Kita nikmati walaupun mungkin jalan yang dilewati penuh dengan belukar yang liar dan rimbun hampir menutupi jalan setapak yang telah ada. Kondisinya masih tetap natural, terbukti dengan masih adanya Lutung Liar yang bergelantungan, lompat malompat dari satu pohon ke pohon yang lain.


Diatas pepohonan yang tinggi terdapat rumah lutung liar

          Tak hanya alami, tetapi juga memiliki nilai edukasi yang cukup tinggi, dengan adanya Gapura berwujud Betara Kala dengan aksara jawa di pelipisnya yang bertuliskan "Wening Manjing Gapuro Tunggal". Tulisan tersebut merupakan sebuah sengkalan atau penandaan waktu yang biasa digunakan oleh orang Jawa Kuno. Betara Kala yang mulutnya menganga itu juga memiliki filosofi tersendiri. Kala yang juga berarti Waktu dengan mulutnya yang menganga berarti pula ketika Kita melangkah memasuki Gapura tersebut Kita telah masuk kedalam muLut Sang Kala, dan Kita telah termakan oleh Waktu. Intinya dalam setiap langkah Kita akan termakan oleh Sang Kala (waktu), dan waktu Kita untuk hidup akan semakin berkurang.
Gapura Curug Genting

          Sedikit melangkah melewati Gerbang Kita akan melihat sebuah bangunan seperti bekas kolam yang telah tertutup oleh rimbunnya semak belukar.
Bangunan Seperti Bekas Kolam

          Sudah banyak artikel yang menyajikan deskripsi tentang Curug Genting berikut akan sedikit Saya Repost :
Curug Genting Terletak di Desa Bawang, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah.
Berjarak ± 38 km ke arah selatan dari Kota Batang. Untuk menuju ke objek wisata ini, bisa ditempuh dari Batang ~ Bandar ~ Blado sejauh 25 km. Kemudian menyusuri jalan desa beraspal dari Blado menuju ke Bawang ± 5 km.
Dinding dalam perjalanan turun ke Curug

          Selanjutnya untuk menuju ke curug ini berjalan kaki menuruni anak tangga yang berjumlah ekitar ± 487 buah. Untuk mempermudah pengunjung turun menikmati Air Terjun, pengelola juga telah membangun tangga sebanyak 242 anak tangga atau sepanjang 242 meter. Selain itu juga tersediakan shelter (tempat beristirahat) sambil menikmati keindahan alam yang masih alami.

Jalan Menuju Gapura
          Sepanjang perjalanan turun menuju ke Curug, Kita akan menyusuri dinding_dinding batu yang tinggi dan rawan , sehingga terdapat peringataan agar tidak manyentuh batu dinding ketika berjalan.
Peringatan

Jalan Menurun yang mulai Rimbun

          Curug Genting memiliki ketinggian ±40 m dan dikelilingi hutan Pinus. Wana_wana wisata ini berada di petak 49° Hutan Lindung Tertutup (HLT) RPH KembangLangit, BKPH Bandar, memiliki luas sekitar 7 hektare dan dikelola lewat kerja sama antara Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur dan Pemkab Batang.
Curug yang Tinggi
          Sesuai dengan namanya Curug (Air Terjun) dan Genting (Gua).  Di lokasi ini selain Curug Genting juga terdapat  Gua alam dengan kedalaman ±17 meter yang di dalamnya mengalir air bersih di sela_sela batu-batu yang berserakan.
           Jika berada di dekat Air Terjun Kita akan merasa dalam keadaan Grimis karna percikan Air Lembut yang sangat Deras, itu pula yang meenyebabkan dinding di sekitar curug jadi basah dan berLumut.
Dinding di tepi curug yang basah

Terlihat Seperti ada aliran Air sendiri dari Tengah Curug
Sedikit menjauh dari curug dan menengadah ke atas, Kita akan melihat efek Pembiasan Cahaya Seperti Pelangi.
Efek Air  Curug

Sunday, 25 August 2013

Tempat Unik di Kabupaten Batang

          Kabupaten Batang memiliki banyak sekali tempat_tempat unik dan menarik di pandang oleh mata, diantaranya yang Saya Publish kali ini.
          Kedung Bata, adalah nama sebuah yang bisa dibilang unik karena disana terdapat susunan_susunan batu yang aneh dan unik yang berada di tepi aliran sungai yang tenang dan Airnya dalam atau yang orang Jawa biasa menyebutnya Kedung. Susunan_susunan Batu yang naik turun berundak dan menempel satu sama lain itu nampak Unik, Aneh, & Lucu tak seperti batuan pada umumnya. di situ terdapat juga sebuah batu yang menonjol miring menjulang dari tanah yang berada diatas tepian kedung yang bahkan kemiringannya lebih dari Menara Pissa yang ada di Italia yang termasuk dari Keajaiban Dunia.
Batu Seperti Goa
          Ada juga tatanan batu yang saling menjulang membentuk seperti sebuah Goa, dan ada Pula susunan batu yang saling menempel satu sama Lain seperti sebuah Puzzle.

Jajaran Batu Unik
           Pertama kali menginjakkan kaki disana rasanya seperti Manusia yang berada di zaman batu (Palaeolitikum), di sekitar jalan menuju ke Kedung dan di sekitar lahan milik warga terdapat banyak sekali gumpalan_gumpalan Kapuk yang berceceran diatas tanah, jadi seperti tanah yang bersalju, di sebabkan karena banyaknya Pohon Randhu yang ada disana.
Batu Berukirkan Asma Allah
           Sedikit naik keatas menanjaki susunan batu, disana terdapat Makam/Petialasan tokoh jaman dulu beserta pengikutnya. Ada pula sebuah batu di dekat Makam yang berukirkan Asma' Allah. Diatas # buah makam ada juga beberapa buah batu yang di kelilingi oleh bangunan seperti pondasi berbentuk persegi seperti sebuah kolam, yang di beri tangga batu untuk turun ke dalamnya.
3 Makam/Petilasan di atas Kedung
Jalan yang banyak gumpalan Kapuk

Susunan Batu di Tepi Kedung

Pondasi seperti Kolam yang mengelilingi sebuah Petilasan
Batu yang di kelilingi Pondasi

          Hal yang yang sebaiknya dilakukan ketika pertama kali memasuki Makam ialah memberi salam, Jika sempat Kita Berdo'a/Mendoakan, dan untuk kaum Wanita yang sedang berhalangan lebih baik jangan mengunjunginya karena sedang dalam keadaan kotor, jangan Langsung main kamera alias foto_foto gitu aja. OK,,??
Batu Yang Manjulang Miring

Batu yang sama, Seperti Goa

Susunan Batu Berjajar

Batu di dalam area Persegi
          Bila Kalian ingin berkunjung kesana untuk mengobati rasa penasaran ataupun menikmati keunikannya, jalur yang di tempuh memang cukup rumit. Dari Kantor Polsek Beji Luruuuuuuus terus sampai ada perempatan yang terdapat sebuah Masjid, Lalu belok Kanan, darin situ Luruus aja terus sampai menemukan sebuah perkampungan, dari situ turun sedikit sampai ada pertigaan ambil kanan lalu setelah ada pertigaan lagi ambil kiri, nantinya akan kalian jumpai aktivitas proyek galian C, dari situ lurus saja bila da jalan bercabang ambil kanan, lalu sampai ada jalan bercabang yang ada turunannya dari situ kalau bawa motor mending motornya di parkir disitu saja karna kalau sampai ikut turun susah naiknya lagi, apa lagi kalau yang makai cewek, susah deh naiknya. sampai disitu turun aja sambil jalan kaki sampai menemukan sebuah Sungai. Naah sampai situ keliatan deh Kedungnya, tinggal di deketin aja. 
          Jikalau petunjuk itu tadi dirasa sulit di pahami, untuk mempermudah mulai dari perkampungan warga Kalian ikuti jalan yang berwarna agak merah kekuning_kuningan karna bekas runtuhan tanah yang di angkut noleh truk galian C supaya lekas sampai di lokasi. Dan apabila masih Kurang jelas Lebih baik ingat kata pepatah "Malu bertanya sesat di.....". jangan malu untuk bertanya pada warga, tapi dengan cara yang sopan.

Saturday, 9 March 2013

Bendungan Kedung Asem


Bendungan Kedung Asem


Bendungan Kedung Asem adalah bendungan yang membendung Kali (sungai) Kuto yang merupakan sungai terbesar dan sungai utama di Kecamatan Gringsing. Bendungan ini disahkan oleh Menteri Dalam Negeri kala itu Bp. Rudini pada akhir dekade 80. Bendungan Kedung Asem didirikan untuk mengatur irigasi pertanian di daerah Kecamatan Gringsing bagian bawah yang meliputi desa Mentosari, Gringsing, Kebondalem, Lebo, Krengseng, Sidorejo, Yosorejo dan sebagian kecil daerah Kecamatan Weleri bagian barat. Bendungan ini memiliki turbin sebagai pembangkit listrik, akan tetapi kini turbin itu telah rusak dan belum diperbaiki kembali.


Bendungan Kedung Asem memiliki panorama yang menyejukkan hal ini dikarenakan kerimbunan hutan jati Alas Roban dan terjaganya sungai. Disisi timur bendungan Kedung Asem terdapat bukit batu yang telah lama dikenal masyarakat beberapa legenda seperti legenda berdirinya Kecamatan Weleri, bukit itu bernama Cokro Kembang


Bendungan Kedung Asem mengaliri 2 anak sungai untuk keperluan irigasi yaitu sungai Jenes dan sungai Kemit. Kedua anak sungai ini secara rutin mengalami perbaikan setiap tahun yaitu diawal musim kemarau ataupun menjelang akhir musim hujan disaat curah hujan rendah. Seperti yang terjadi pada bulan Mei 2012, dam yang mengairi sungai Jenes ditutup beberapa hari untuk pembersihan dan perbaikan. Penutupan dam ini disambut anak-anak dengan ramai-ramai mencari ikan di sepanjang aliran sungai Jenes.


Masyarakat banyak melakukan aktifitas disekitar bendungan ini. Beberapa orang penambang pasir melakukan aktivitas di bagian atas sungai ini. Daerah ini merupakan tempat favorit untuk memancing dan mencari ikan. Pada tanggal 19 Mei 2012, seorang pemancing ikan berhasil menangkap seekor ikan catfish ukuran besar dengan berat lebih dari 7 kg.  




Tempat ini memiliki keindahan tersendiri. Air, Hutan, Bukit, dan Pohon disekitar tempat ini seyogyanya dijaga dan dilestarikan. Begitulah cara agar alam tetap bersahabat dengan manusia.  

sumber: desa mento-sari.blogspot.com

Salak Sodong

SaLak Sodong meRupakan hasiL
persiLangan anTara saLak Pondoh
(Betina) dari desa NgLumut,
SLeman dengan saLak
Banjarnegara (jantan) yang buah'nya terKenaL besar & manis.
SaLak ini berwarna cokeLat keKuningan,
berBentuk Lonjong besar. Daging buah berWarna putih keKuningan,
beRasa Manis, renyah dan Masir. KuLit agak basah, Lunak, dan
Mudah diKupas.
SaLak yang diHasiLkan dari Lahan_Lahan di Desa yang berada di Lereng perBukitan
RogoKusumo ini Juga duLu pernah Jadi Juara Pameran Buah seJawa Tengah Lho..

Sejarah Desa Siwatu

       Konon kabarnya ada dua orang suami istri yaitu Kyai SeLogati dan istrinya nyai SeLogati. KeDua suami istri tersebut membuka hutan Lebat yang akan diJadikan perKampungAn. Ketika sedang memBuka hutan mereka meNemuKan seBuah sumur yang peNuh denGan Batu. OLeh karena itu tempat tersebut untuk mudahnya diberi nama Sumur Watu yang kemudian Lambat Laun eJaaNNya berUbah menjadi Siwatu. Lambat Laun
desa Siwatu berkembang menjadi seBuah Desa yang ramai. SeteLah cukup Lama mengAbdi pada Desa Siwatu Kyai SeLogaati meninggaL Dunia.
       OLeh penDuduk diMakamKan di sebelah timur Desa Siwatu dan tempat makam itu disebut dengan
Lemah Kesucian, konon kabarnya di sekitar wiLayah tersebut tidak bolah diJadikan tempat pageLaran wayang kuLit. Dan sampai sekarang pun penduduk tidak ada yang berani meLangGar pantangan itu.
       SeLain itu di wiLayah Desa Siwatu juga dapat diJumpai sebuah Dukuh dengan Nama Sitotok. Konon kabarnya yang membuka daerah tersebut adaLah kyai KLoneng. Sewaktu memBuka hutan ia meNemukan seBuah totok/Tempurung Kura_Kura besar. OLeh kaRena itu tempat tersebut diBeri nama Sitotok.

Tradisi/Kepercayaan Warga Gringging Sari

Warga Desa Gringging Sari memiLiki sebuah tradisi yaitu di setiap tanggaL 9-11 SyawaL sLaLu di adakan khouL Syekh Abdurrahman Kajoran, yang di hadiri oLeh ribuan umat musLim tak hanya dari Batang saja tetapi juga dari kota_kota Lain. Bagi Warga Gringging Sari Sendiri acara KhauL tersebut seperti haLnya sebuah Hajat besar yang di adakan setiap Tahunnya seperti haLnya pada saat Hari Raya IduL Fitri Tiba. Mereka menyambutnya dengan meriah dan penuh dengan suka cita. Disana juga ada sebuah kepercayaan disana, yaitu jika ada seorang yang sedang Menstruasi diLarang mendatangi sebuah Parit yang di kramatkan oLeh warga disana karena Parit tersebut merupakan peninggaLan dari Sunan Kajoran.

Curug GringSa

          Tak Jauh dari Masjid AL_Karomah kurang Lebih sekitar 2km keArah seLatan terdapat sebuah Air Terjun [Curug] dengan Mata Air yang jernih dan bentUk batUan aLam yang Indah. Air Terjun ini terLetak d sbeLah kebun miLik warga dan d keLiLingi semak beLukar. Akan tetapi jaLur akses menuju ke curug tak se'rumit yg di bayangkan. Karna medan'nya hanya meLewati semak_semak keciL dan sebuah parit keciL yang menghaLang jaLan terSebuT.
          Bagi pengunjung yang baru pertama kaLi ingin kesana mungkin perLu mencoba bertanya.tanya kepada warga sekitar karna tak jarang pengunjung yg baru pertama kaLi datang harus berboLak baLik karna tidak tau Letaknya. PadahaL seteLah tau, ternyata Letaknya sangat simpeL, dari jaLan berAsPaL kita Akan di Lewatkan pada sebuah jembatan keciL [brog] yg saat ini Cat'nya berwarna kuning terus kaLau dari arah Utara Kita beLok kanan memasuki kebun miLik warga kira2 seteLah 500m kita akan meLihat sebuah air terjun yg indah itU. Namun yg terLihat masih bagian yang atas saja. Karena Air Terjun tersebut memiLiki 2 tingkatan. Dan untUk meLihat tingkatan yang bawah Kita perLu turun untUk meLihatnya. Di sebeLah seLatan Air terjun bagian bawah terdapat sebuah Patok Batas Kabupaten Antara Kabupaten Batang dengan Kabupaten PekaLongan. Dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa Letak Air terjun ini berada di wiLayah Kabupaten Batang yang paLing Barat.

Masjid Kuno Gringging Sari

        Masjid AL_QAROMAH adaLah Masjid Kuno di Desa GringgingSari yang pertama kaLi didirikan oLeh Syekh Abdurrahman Kajoran atau yang sering dikenaL dengan nama Sunan Kajoran. Pembuatan Masjid ini membutuhkan waktu yang cukup Lama. Hingga berbagai kisah muncuL daLam pembuatan'nya. MuLai dari cikaL bakaL nama tempat di sekitar Desa sampai petiLasan2 yang di tingGaLkan.
        DuLunya masjid ini masih berbentuk sederhana dan sangat tradisionaL. Rangken/rangkaian atap'nya terbuat dari bambu, atap'nya terbuat dari tepes keLapa [Ijuk], taLi'nya mengGunakan penjaLin/Rotan. Tiang'nya dari kayu, dinding'nya terbuat dari anyaman kayu, mustoko'nya menggunakan pengaron/paso [tempat air yang terbuat dari tanah Liat], dan Lantainya masih berupa tanah. Namun sekarang bentUk masjid sudah sama seperti bentuk masjid Modern Lain pada umumnya. Dikarenakan adanya perkembAngan zaman dan teknoLogi. Dan Letaknya pun sangat mudah di pahami karna terLetak di atas sebuah terowongan. Penamaan AL_Qaromah merupakan nama yang diberikan oLeh Remaja Desa pada tahun 1987.

Thursday, 3 January 2013

Sendang/BeLik Depok Gringging Sari

Sendang/BeLik Depok GringgingSari

          Desa Gringging Sari juga memiLiki sebuah petiLasan berupa sumber Mata Air yang bernama Sendang Depok. Sendang Depok adaLah sumber mata air peninggaLan dari Sunan Kajoran. Sunan Kajoran adaLah seorang Pangeran dari kerajaan Mataram yang berPeran penting daLam menyebarkan Agama IsLam di wiLayah GringGing Sari dan sekitarnya. Air dari Sendang Depok sangat kaya akan mineraL dan dikabarkan mampu menyembuhkan berbagai Macam penyakit biLa siPasien benar_benar berniat baik.
          AL kisah Sunan Kajoran sedang daLam perjaLanan ke Hutan bersama pengikutnya mencari bambu untuk di buat Rangken atau bahan pembuatan atap masjid di Desa GringGing Sari. Ketika tiba waktu shoLat, beLiau hendak berwudLu namun tak ada satupun sumber air dijumpainya. Kemudian BeLiau menancapkan tongkatnya ke tanah, dan atas izin Allah maka keLuarLah sumber Air dari bekas tancapan tongkat tersebut. LaLu di buatLah sebuah pancuran dari bAmbu supaya Lebih mudah diGunakan untuk berwudLu.
          Dan akhirnya beLiau beserta para pengikutnya menjaLankan shoLat di hutan tersebut, BeLiau juga sempat berNiat mendirikan Masjid di tempat itu namun tidak Jadi/Wurung [Jw]. Akhirnya tempat itu dinamakan GARUNG berasaL dari kata "LangGAR sing WurUNG" atau Masjid yang tidak jadi. Setiap seLesai shoLat BeLiau dan para pengikutnya seLaLu beristirahat sambiL Ndeprok[Jw]/duduk di bawah sambiL menghiLangkan rasa LeLah. Maka dari istiLah iniLah tempat tersebut dinamakan Depok yang berasaL dari kata Ndeprok.
          KembaLi Ke Sendang Depok, demikianLah dinamakan Sendang Depok karena tempat.nya terLetak di wiLayah Depok.

Sejarah Gringging Sari

        Pada muLanya Desa GringGing Sari berNama KarangSirna yang mayoritas penduduknya berAgama Budha, dEngan Pimpinannya yang berNama Mbah WongsoGati I. SeteLah BeLiau wafat Kemudian diGantikan oLeh Putra'nya yaitU Mbah Bromogati dan seteLah Mbah Bromogati wafat LaLu di ganti oLeh Mbah Wongsogati II cucu dari Mbah Wongsogati I. Nah, pada mara pimpinan Mbah Wongsogati II iniLah sejarah Gringging Sari dan sekitarnya dimuLai.
         DiKisahKan pada masa itu Desa KarangSirna diLanda Bebendu [Jw] atau yang dinamakan penyakit To'un dEngan gejaLa Sore'nya sakit Pagi'nya meningGaL, begitu puLa sebaLik'nya. Wabah terSebut menimbuLkan bAnyak korban jiwa, berbagi cara sudah diLakukan untuk menangguLangi wabah tersebut, namun waLhasiL masih tetap NihiL. Mbah WongsoGati II muLai resah dengan Keadaan ini, karena beLiau termasuk Pemimpin yang berTanggung Jawab maka beLiau kemudian pergi ke Luar Desa dengan tujuan untuk mencari seseorang yang sanggup menangGuLangi wabah tersebut.
        DaLam perJaLanan'nya beLiau meLewati sebuah sungai yang bernama KaLi Kupang, disana beLiau bertemu dengan 2 orang yang sedang berDzikir di tepi Sungai, BeLiau menunggu mereka sampai seLesai berdzikir kemudian menyapa dan menemuinya. SeteLah itu mereka saLing memPerkenaLkan diri keDua'nya masing2 bernama Pangeran Kajoran dan Pangeran Trunojoyo. Hingga Akhirnya Mbah Wongsogati II menceritakan tentang musibah yang sedang meLanda Desa'nya dan menanyakan apakah Mereka sanggup menangguLangi wabah tersebuT. Pangeran Kajoran pun menyanggupi'nyanamun dengan syarat yaitu supaya Mbah Wongsogati II beserta warga Desa KarangSirna berSedia memeLuk Agama IsLam secara sukareLa. Dan demi kesembuhan Warganya Mbah Wongsogati pun menyetujuianya asaLkan Desa yang di pimpinnya terBebas dari Bebendu.
        Dan karena Mereka saLing punya janji/tanggungan, maka tempat pertemuan itu di beri nama Kedung Sinanggung. Singkat cerita, mereka berangkat menuju Desa KarangSirna. SeteLah sekian Lama berjaLan sampai di suatu tempat Pangeran Kajoran menanyakan dimana Letak Desa KarangSirna. Kemudian Mbah Wongsogati II menunjuk suatu tempat yang terLihat Jauh di arah seLatan. Mereka pun memandang/Nyawang [Jw] tempat yang di tunjuk oLeh Mbah Wongsogati II, Dan akhirnya tempat mereka memandang itu diNamakan KETAWANG yang berarti tempat untuk memandang/Nyawang. Di tempat tersebut puLa nampak sebuah pohon GRINGGING/Kayu Jaran. Dari siniLah nantinya Desa KarangSirna di Ubah Nama'nya Menjadi Gringging Sari, Karena keberAdaAn sebuah Pohon Gringging. Tempat beradanya Pohon Gringing itu sekarang Lebih diKenaL dengan sebuTan Tikungan/PengGokan Petung.

Gringging Sari

Gringging Sari adaLah Nama sebuah Desa yang terLetak di Lereng perBukitAn dan termasuk wiLayah dataran tingGi di KecAmatan WoNoTungGaL yang berbAtasan Langsung dEngan wiLayah Kabupaten PekaLoNgan. Desa dEngan ciriKhas Panorama yang Indah ini juga di keNaL sBagai tempat kerajinan anyaman bAmbu dan juga sentra Pohon Sengon. Disamping itU, Desa GringGingSari juga memiLiki bAnyak potensi yang bisa Kita gaLi, muLai dari Wisata ReLigi, sitUs ArkeoLog, Sumber Mata Air, sampai bAngunan_bAngunan Kuno peningGaLan jaman dahuLu seperti Masjid dan Makam WaLi.